Hari ini, empat puluh tahun sudah kualami
Bersamamu, Putri Hati Kudus Yesus dan Maria dalam hidup membiara
Kupersembahkan diriku, untuk menyatu dengan-Mu
Kuikrarkan kaulku untuk menggali sukacita dan kehidupan kekal
Hari demi hari, siang berganti malam
Kujalani jalan setapak ditengah kesunyian
Kulalui bersama-Mu Tuhan
Kurasakan sukacita, cobaan, kejenuhan
Dan ada muzijat dalam perjalanan hidupku.
Terimkasih buat seluruh keluargaku
Buat sahabat dan saudara-saudariku
Buat semua yang telah mendukungku
Untuk tetap kuat dalam menjalani panggilanku.
Aku bersyukur, bahwa aku ikut merayakan pesta hari ini
Aku bangga, bahwa Tuhan menuntun langkahku
Aku gembir dan yakin, bahwa aku tetap mengikuti Engkau
Dan aku setia untuk selama-lamanya.
Bersamamu, Putri Hati Kudus Yesus dan Maria dalam hidup membiara
Kupersembahkan diriku, untuk menyatu dengan-Mu
Kuikrarkan kaulku untuk menggali sukacita dan kehidupan kekal
Hari demi hari, siang berganti malam
Kujalani jalan setapak ditengah kesunyian
Kulalui bersama-Mu Tuhan
Kurasakan sukacita, cobaan, kejenuhan
Dan ada muzijat dalam perjalanan hidupku.
Terimkasih buat seluruh keluargaku
Buat sahabat dan saudara-saudariku
Buat semua yang telah mendukungku
Untuk tetap kuat dalam menjalani panggilanku.
Aku bersyukur, bahwa aku ikut merayakan pesta hari ini
Aku bangga, bahwa Tuhan menuntun langkahku
Aku gembir dan yakin, bahwa aku tetap mengikuti Engkau
Dan aku setia untuk selama-lamanya.
Sepuluh anggota Suster FCJM Indonesia merayakan pesta hidup membiara dalam Misa dan resepsi di Propinsialat Suster FCJM, Viyata Yudha Pematangsiantar.
Yang merayakan 50 tahun membiara adalah Sr. M. Andre Lemmers, Sr. M. Adriana Mahulae yang 40 tahun membiara adalah Sr.M. Cornelia Silalahi, Sr.M. Juliana Nainggolan yang 25 tahun hidup membiara adalah Sr. M. Monika Harianja, Sr.M. Klemensia Sitanggang, Sr. M. Yohana Simbolon, Sr.M. Stefania Gultom, Sr.M. Alexiana Tumanggor, Sr.M. Valeriana Ndruru.
Satu dari 10 saudari FCJM yang berpesta itu tidak bisa hadir dalam acara yang digelar tanggal 8 Desember dengan tema “Syukur kepada Allah atas karuniaNya yang tak terkatakan itu”.
Dalam kotbahnya, Uskup Agung Medan, Mgr. Anicetus Sinaga, mengatakan bahwa 10 orang yang merayakan pesta hidup membiara ini sesungguhnya adalah wujud kasih Tuhan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan rela meninggalkan orang tua dan keluarga yang dicintai. Hendaklah kamu menjadi gembala yang baik bagi sesama dan bagi dirimu sendiri.Para suster dipilih dan ditunjuk oleh Allah menjadi gembala yang baik.Tuhan pasti merancang maksud dan tujuan hidup dan bagaimana mengisi hidup agar semakin bermakna. Mari kita bersyukur atas panggilan yang kita terima sendiri dari Allah, menerima anugerah atau rahmat Tuhan yang sungguh berlimpah dalam hidup kita. Hidup membiara perlu diisi dengan kebaikan dan kebajikan, serta membagi suka cita mendalam kepada siapa saja sehingga kita dapat menikmati buah-buah dan perbuatan kita.
Perayaan syukur ini turut hadir Uskup Agung Medan dan Uskup Emeritus, serta 24 orang Imam. Selesai perayaan ekaristi dilanjutkan dengan acara ramah tamah dan hiburan. (Sr. Winanda)
Yang merayakan 50 tahun membiara adalah Sr. M. Andre Lemmers, Sr. M. Adriana Mahulae yang 40 tahun membiara adalah Sr.M. Cornelia Silalahi, Sr.M. Juliana Nainggolan yang 25 tahun hidup membiara adalah Sr. M. Monika Harianja, Sr.M. Klemensia Sitanggang, Sr. M. Yohana Simbolon, Sr.M. Stefania Gultom, Sr.M. Alexiana Tumanggor, Sr.M. Valeriana Ndruru.
Satu dari 10 saudari FCJM yang berpesta itu tidak bisa hadir dalam acara yang digelar tanggal 8 Desember dengan tema “Syukur kepada Allah atas karuniaNya yang tak terkatakan itu”.
Dalam kotbahnya, Uskup Agung Medan, Mgr. Anicetus Sinaga, mengatakan bahwa 10 orang yang merayakan pesta hidup membiara ini sesungguhnya adalah wujud kasih Tuhan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari dengan rela meninggalkan orang tua dan keluarga yang dicintai. Hendaklah kamu menjadi gembala yang baik bagi sesama dan bagi dirimu sendiri.Para suster dipilih dan ditunjuk oleh Allah menjadi gembala yang baik.Tuhan pasti merancang maksud dan tujuan hidup dan bagaimana mengisi hidup agar semakin bermakna. Mari kita bersyukur atas panggilan yang kita terima sendiri dari Allah, menerima anugerah atau rahmat Tuhan yang sungguh berlimpah dalam hidup kita. Hidup membiara perlu diisi dengan kebaikan dan kebajikan, serta membagi suka cita mendalam kepada siapa saja sehingga kita dapat menikmati buah-buah dan perbuatan kita.
Perayaan syukur ini turut hadir Uskup Agung Medan dan Uskup Emeritus, serta 24 orang Imam. Selesai perayaan ekaristi dilanjutkan dengan acara ramah tamah dan hiburan. (Sr. Winanda)
Pada hari Selasa tanggal 09 Desember 2014, Bank Mandiri menyerahkan bantuan berupa bangunan (material) senilai Rp. 99 juta kepada Suster-Suster FCJM “Monteluco” di Jl. Viyata Yudha – Pematangsiantar.
Bantuan ini diberikan oleh PT. Bank Mandiri untuk Pembangunan Ruang Adorasi "Santa Maria Tak Bernoda", guna meningkatkan kualitas iman para suster FCJM dan umat. Bapak Soloan Siringoringo sebagai manager area menyerahkan bantuan tersebut kepada Sr. M. Cornelia Silalahi selaku pimpinan Kongregasi yang disaksikan oleh anggota dewan dan para suster lainnya.
Sementara itu Sr. M. Cornelia mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan yang diterima para suster FCJM untuk pembangunan Ruang Adorasi dan diharapkan tempat doa ini sungguh menjadi sumber kekuatan rohani.
Bantuan ini diberikan oleh PT. Bank Mandiri untuk Pembangunan Ruang Adorasi "Santa Maria Tak Bernoda", guna meningkatkan kualitas iman para suster FCJM dan umat. Bapak Soloan Siringoringo sebagai manager area menyerahkan bantuan tersebut kepada Sr. M. Cornelia Silalahi selaku pimpinan Kongregasi yang disaksikan oleh anggota dewan dan para suster lainnya.
Sementara itu Sr. M. Cornelia mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan yang diterima para suster FCJM untuk pembangunan Ruang Adorasi dan diharapkan tempat doa ini sungguh menjadi sumber kekuatan rohani.
Bacaan hari ini mengingatkan kita untuk selalu berharap kepada Tuhan, menanti kan pertolongan-Nya yang memberikan kekuatan baru bagi kita untuk mengatasi segala beban hidup di dunia. Dengan kekuatan baru dalam iman, harapan, dan kasih, kita dikuatkan untuk memikul salib kita tanpa kenal lelah.
Yesus tidak bermaksud mengangkat semua beban hidup kita. Ia ingin, kita tetap berusaha. Ia memberi pertolongan kepada orang yang mau datang kepada-Nya. Pertolongan itu berupa sarana untuk memikul beban yang dalam perumpamaan disebut kuk. Sarana yang dimaksud Yesus adalah iman, harapan, dan kasih yang akan membantu kita melihat dan merasakan belas kasih Allah dalam kehidupan kita. Yesus adalah Guru yang sabar dan rendah hati, Ia senantiasa mengajarkan untuk mau berkurban dan saling memaafkan. Inilah panggilan bagi keluarga-keluarga kristiani yang sejati.
See more at: http://www.hidupkatolik.com
Pekan II Adven, Yes 40:1-11; Mzm 96; Mat 18:12-14
Siapa yang tidak senang jika di kunjungi orang yang sangat dikasihi? Pasti kita akan mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum bertemu. Begitu pula dengan orang-orang yang mengasihi Tuhan. Mereka akan mempersiapkan diri untuk kedatangan-Nya. Meski tidak ada yang tahu kapan Tuhan akan datang, namun kuncinya adalah kesetiaan karena iman.
Tuhan tidak terlihat, tapi Tuhan selalu setia kepada umat-Nya. Ia menjanjikan keselamatan bagi seluruh umat manusia. Ia mau turun ke dunia untuk melawat umat-Nya. Tidak hanya melawat, tapi Ia tinggal, melayani, dan menebus dosa-dosa umat manusia. Ia juga tidak memilih siapa yang akan diselamatkan. Justru, Ia datang mencari dan memberi perhatian khusus kepada orang-orang berdosa.
Yesus datang ke dunia dengan misi mencari dan menyelamatkan yang hilang (Luk 19:10). Ia memanggil orang-orang yang dikucilkan dan tidak terhormat (Mat 9:13). Sikap Yesus inilah yang harus kita perbuat kepada orang-orang di luar Gereja, misal kepada masyarakat yang terpinggirkan. Apakah kita hanya sibuk dan nyaman melayani keluarga sendiri, atau kita juga berani menyelamatkan sesama yang terpinggirkan?
See more at: http://www.hidupkatolik.com
Pekan II Adven, Yes 40:1-11; Mzm 96; Mat 18:12-14
Siapa
yang tidak senang jika di kunjungi orang yang sangat dikasihi? Pasti
kita akan mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum bertemu. Begitu pula
dengan orang-orang yang mengasihi Tuhan. Mereka akan mempersiapkan diri
untuk kedatangan-Nya. Meski tidak ada yang tahu kapan Tuhan akan
datang, namun kuncinya adalah kesetiaan karena iman.
Tuhan
tidak terlihat, tapi Tuhan selalu setia kepada umat-Nya. Ia menjanjikan
keselamatan bagi seluruh umat manusia. Ia mau turun ke dunia untuk
melawat umat-Nya. Tidak hanya melawat, tapi Ia tinggal, melayani, dan
menebus dosa-dosa umat manusia. Ia juga tidak memilih siapa yang akan
diselamatkan. Justru, Ia datang mencari dan memberi perhatian khusus
kepada orang-orang berdosa.
Yesus datang ke
dunia dengan misi mencari dan menyelamatkan yang hilang (Luk 19:10). Ia
memanggil orang-orang yang dikucilkan dan tidak terhormat (Mat 9:13).
Sikap Yesus inilah yang harus kita perbuat kepada orang-orang di luar
Gereja, misal kepada masyarakat yang terpinggirkan. Apakah kita hanya
sibuk dan nyaman melayani keluarga sendiri, atau kita juga berani
menyelamatkan sesama yang terpinggirkan?
- See more at: http://www.hidupkatolik.com/2014/12/08/renungan-selasa-09-desember-2014-melawat-umat-nya#sthash.SkYthvY4.dpuf
Pekan II Adven, Yes 40:1-11; Mzm 96; Mat 18:12-14
Siapa
yang tidak senang jika di kunjungi orang yang sangat dikasihi? Pasti
kita akan mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum bertemu. Begitu pula
dengan orang-orang yang mengasihi Tuhan. Mereka akan mempersiapkan diri
untuk kedatangan-Nya. Meski tidak ada yang tahu kapan Tuhan akan
datang, namun kuncinya adalah kesetiaan karena iman.
Tuhan
tidak terlihat, tapi Tuhan selalu setia kepada umat-Nya. Ia menjanjikan
keselamatan bagi seluruh umat manusia. Ia mau turun ke dunia untuk
melawat umat-Nya. Tidak hanya melawat, tapi Ia tinggal, melayani, dan
menebus dosa-dosa umat manusia. Ia juga tidak memilih siapa yang akan
diselamatkan. Justru, Ia datang mencari dan memberi perhatian khusus
kepada orang-orang berdosa.
Yesus datang ke
dunia dengan misi mencari dan menyelamatkan yang hilang (Luk 19:10). Ia
memanggil orang-orang yang dikucilkan dan tidak terhormat (Mat 9:13).
Sikap Yesus inilah yang harus kita perbuat kepada orang-orang di luar
Gereja, misal kepada masyarakat yang terpinggirkan. Apakah kita hanya
sibuk dan nyaman melayani keluarga sendiri, atau kita juga berani
menyelamatkan sesama yang terpinggirkan?
- See more at: http://www.hidupkatolik.com/2014/12/08/renungan-selasa-09-desember-2014-melawat-umat-nya#sthash.SkYthvY4.dpuf
Pekan II Adven, Yes 40:1-11; Mzm 96; Mat 18:12-14
Siapa
yang tidak senang jika di kunjungi orang yang sangat dikasihi? Pasti
kita akan mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum bertemu. Begitu pula
dengan orang-orang yang mengasihi Tuhan. Mereka akan mempersiapkan diri
untuk kedatangan-Nya. Meski tidak ada yang tahu kapan Tuhan akan
datang, namun kuncinya adalah kesetiaan karena iman.
Tuhan
tidak terlihat, tapi Tuhan selalu setia kepada umat-Nya. Ia menjanjikan
keselamatan bagi seluruh umat manusia. Ia mau turun ke dunia untuk
melawat umat-Nya. Tidak hanya melawat, tapi Ia tinggal, melayani, dan
menebus dosa-dosa umat manusia. Ia juga tidak memilih siapa yang akan
diselamatkan. Justru, Ia datang mencari dan memberi perhatian khusus
kepada orang-orang berdosa.
Yesus datang ke
dunia dengan misi mencari dan menyelamatkan yang hilang (Luk 19:10). Ia
memanggil orang-orang yang dikucilkan dan tidak terhormat (Mat 9:13).
Sikap Yesus inilah yang harus kita perbuat kepada orang-orang di luar
Gereja, misal kepada masyarakat yang terpinggirkan. Apakah kita hanya
sibuk dan nyaman melayani keluarga sendiri, atau kita juga berani
menyelamatkan sesama yang terpinggirkan?
- See more at: http://www.hidupkatolik.com/2014/12/08/renungan-selasa-09-desember-2014-melawat-umat-nya#sthash.SkYthvY4.dpuf