“Be a Brother for all”

Unknown | 18.23 |



Berjalan menyusuri lorong-lorong sempit di antara tembok-tembok yang tidak diplester dari Kapel Hati Kudus Yesus, Santa Clara menuju Gratia, yang sebenarnya bermuara pada satu kata “Monteluco”. Pilar bergaya Romawi dan interior rumah yang di isi meja dan kursi kayu dengan anyaman rotan semakin mengentalkan suasa kesederhanaan.

Indahnya menjadi saudara
Membahas pribadi Fransiskus Assisi memang tak ada habisnya. Fransiskus yang dikenal sebagai seorang pemuda kaya raya berbalik 180 derajat menjadi pengikut Kristus sejati. Hampir tak pernah tersentuh logika bahwa masih ada orang seperti Fransiskus yang berani mematikan kehendaknya, kegemilangan mimpi ayahnya Pietro Bernardone dan Ibunya Dona Pica hanya demi seorang KRISTUS YANG TERSALIB. Kegilaan Fransiskus ini menggelitik pikiranku saat menyusuri lorong kecil menjadi sebuah refleksi yang tertuang dalam tulisan ini. Meminjam kalimat latin yang mengatakan Amor mundum fecit, yang artinya Cinta itu menciptakan dunia. Idealnya, kehadiran kita sebagai pribadi mampu menghidupkan dunia bukan mematikan. Cinta akan memandang dengan kaca mata positif dan penuh sukacita. Kesulitan menjadi peluang bukan tantangan. Santo Fransiskus mengatakan, setiap saudara dan saudari adalah rahmat, maka mari menjadi saudara dan saudari bagi semua saja yang ada dimuka bumi ini, Be a Brother for all.

Kalimat terakhir diatas tentulah tidak terlalu gampang untuk di konkritkan tetapi juga tidak terlalu sulit. Password dari kalimat tersebut adalah “Peace”, damai. Kata “damai” menjadi alasan bagi kita untuk
mendongkrak segala masalah perpecahan yang terjadi antara seorang dengan yang lain. Zaman yang makin kompleks ini kadang kala membuat masalah juga semakin kompleks. Perbedaan sering menjadi pertentangan dan bukan kekayaan. Apabila hal ini terjadi, maka tidak jarang ada orang yang sulit untuk di dekati dan menjadi orang anker. 
Aspiran dan Para Suster sedang Konfrensi

Melirik Triduum yang terlaksana pada 29 September – 01 Oktober 2016, di Monteluco, dengan tema “Fransiskan dalam tahun kerahiman”, tergeraklah kiranya menarik bahasan materi ini kedalam persfektifku sendiri. Allah Bapa yang Maharahim adalah Pencipta Keselamatan, dan Panjang sabar kasih setia-Nya.  Wajah kerahiman Allah tertuang dalam kerendahan hatiNya turun dalam kehidupan manusia biasa dan ikut serta merasakan apa yang dirasakan oleh orang pada umumnya. Maka, kita diajak untuk menikmati dan merasakan kebesaran dan kebaikan hati Tuhan, seperti kata pemazmur We are talking about love, Kecaplah dan rasakanlah betapa baiknya Tuhan.

Fransiskus yang diakui sebagai tokoh yang bersahaja tak pernah berminat menghitung jumlah para pengikutnya. Dia hanya ingin menjadi inspirator ulung bagi kita kaum Fransiskan dan Fransiskanes dan bagi umat Gereja Universal. Dengan mengikuti cara Fransiskus menepati Injil Suci Yesus Kristus, maka kita bergabung  dari berbagai latar belakang baik dalam Tarekat Religius maupun dalam ordo sekular (awam). Yang menarik bagi saya adalah, ia tidak hanya dikagumi orang-orang Kristen. Ia dicintai juga oleh orang-orang non-Katolik. dan ini membuktikan bahwa Fransiskus diakui sebagai tokoh yang dengan kesahajaan dan kedinaan mereformasi Gereja dari dalam. Maka ia seorang reformator pula. Ketika dunia dihantui krisis lingkungan, Mendiang Bapa Suci Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi pelindung untuk mereka yang belajar dan bekerja di bidang ekologi. Sekali lagi, pesan ini menjadi buah refleksi pribadi dalam Triduum ini, bangga menjadi FCJM. Kata “Bangga” merujuk pada penerimaan bukan kesombongan. Penerimaan yang dimaksud adalah kesiapan menerima diri apa adanya, baik kelemahan dan kelebihan. Kesadaran ini merupakan sebuah domain yang mengarahkan pikiran lebih positif, positive thinking. Dan sesungguhnya, kita belum berbuat apa-apa timpal Bapa Fransiskus kepada saudara-saudaranya, dengan berniat menjadi saudara bagi semua, artinya kita tengah berusaha menjadi sahabat sampai mati, Amicus usque ad aras

Dan atas segala permenungan ini, ucapan syukur pada Tuhan atas kehadiran Diakon Supriadi Pardosi, OFMCap., yang menjadi inspirator bagi kurang lebih 60 orang Aspiran dan Para Suster FCJM dan menjadi pendamping selama Triduum kali ini, pungkasku dalam doa. ***Angela.

Category:

www.fcjmindonesia.org:
Website ini adalah halaman online resmi Kongregasi Suster FCJM Indonesia. Terimakasih sudah berkunjung, semoga informasi yang kami muat berguna untuk kita semua. Terimakasih